Kemaren saya lihat berita kunjungan Menteri irigasi dan Sumber Daya Air Mesir ke High Dam di Aswan. Kunjungan tersebut dalam rangka mem...
Kemaren saya lihat berita kunjungan Menteri irigasi dan Sumber Daya Air Mesir ke High Dam di Aswan. Kunjungan tersebut dalam rangka memastikan kesiapan High Dam menyambut musim banjir sungai Nil.
Sang Menteri juga minta kepada petugas di lapangan untuk mencoba seluruh pintu air, guna memastikan semuanya berjalan dan tidak ada gangguan. Apa yang dilakukan Pak Menteri ini sesuai arahan Presiden Al-Sisi pada 30 Juli 2016. Selain mengantisipasi banjir musim ini, Presiden juga ingin rakyat Mesir lebih familiar dengan cara pemanfaatan air yang efektif dan efisien, sehingga tidak banyak air yang terbuang sia-sia.
Sungai Nil banjir? Iya, sungail Nil punya musim banjir, dan itu jatuhnya justru di musim panas. Maka tak heran, kita yang berada di Cairo, sering melihat suatu yang aneh, sungai Nil terlihat surut justru di musim dingin, dan pasang naik lagi di musim panas. Karena memang musim banjir adanya di musim panas. Kok bisa?
Saya yakin pembaca sudah melihat berita di berbagai media kita, bahwa di awal Agustus ini, Sudan mengalami banjir besar dan memakan korban jiwa hampir mencapai 100 orang, sementara rumah yang rusak di atas 3 ribu jumlahnya, belum lagi orang yang belum ditemukan karena hanyut atau tidak bisa pulang ke rumahnya karena rusak berat akibat banjir, jumlahnya sangat banyak. Padahal selama ini kita kenal musim yang ada di Sudan itu, kalau tidak Panas ya Panas Sekali. Tetapi bukan berarti tidak bisa banjirkan?.
Curah hujan di Ethiopia dan Sudan tahun ini sangat tinggi, sementara aliran Blue Nile (Nil Biru) dari Ethiopia ke Sudan sangat deras, dan Sudan sendiri yang juga mendapat aliran air dari Uganda, White Nile (Nil Putih) mengalami curah hujan yang sangat tinggi, maka wajar jika bendungan yang ada tidak mampu menampung air yang datang dari dua arah dan mengakibatkan banjir besar.
Sementara di Mesir, musim banjir tahun ini, diperkirakan merupakan banjir terbesar selama 100 tahun terakhir. Air yang akan ditampung di High Dam diperkirakan mencapai 55 Milyar Kubik, yang artinya, air itu cukup untuk keperluan pertanian dan hidup sehari-hari di Mesir selama 3 tahun ke depan.
Sumber sungai Nile yang ada di Mesir ini ada dua, yang satu dari Danau Victoria terletak di Uganda berbatasan dengan Tanzania, disebut While Nile, dan satu lagi bersumber dari Ethiopia, yang disebut Blue Nile. Blue Nile ini meluap hanya ketika musim hujan, di luar musim hujan air yg mengalir di Blue Nile ini sangat lemah, bahkan cenderung kering.
Sungai Nile ini dinikmati oleh 10 negara Afrika. Sementara Sudan adalah negara yang mendapat aliran dari White Nile dan Blue Nile, dan dari Sudan sungai Nile mengalir ke Mesir. Meskipun Nil adalah sungai terpanjang di dunia (6695 km), tetapi debit airnya bukan yang terbesar. Karena daratan tanah yg dilewati sungai Nil ini tingkat penyerapan sangat tinggi. Makanya negara-negara lembah sungai Nil selalu sibuk dengan pelaksanaan perjanjian kuota air dari sungai ini, tidak jarang terjadi sengketa karena sungai Nil.
Air sungai Nil sebagai anugrah dari Yang Maha Kuasa, tentu membuat iri negara-negara yg tidak memiliki sumber yg cukup. Satu contoh Israel, betapa Israel sangat menginginkan punya sumber air yg besar, maka wajar jika mereka punya cita-cita menciptakan Israel raya, yg membentang dari Sungai Nil hingga Eufrat di Iraq. Apa mereka berenti berupaya mewujudkan cita-cita nya?.. Tidak mereka tidak pernah berhenti.. Nanti kita lihat ulah Israel terkait sungai Nil ini
COMMENTS